Kamis, 27 Februari 2014

Mungkin Ini Rindu


                Ketika suatu malam ditengah hembusan angin yang menenangkan terlintas dipikiranku tentang sesosok lelaki. Lelaki yang selama ini hilang dan tak ada sedikitpun berita tentangnya. Malam itu tidak berbeda dengan ribuan malam sebelumnya. Namun yang membuatnya berbeda ialah ketika harus ada air mata lagi yang jatuh saat seketika sosok yang selama ini hilang menari-nari di benak ini.
                Hari berganti hari bahkan tahun berganti tahun sosok itu pergi ke negri yang cukup jauh untuk dijangkau. Disaat perasaan itu tumbuh dan bersemi dia pergi begitu saja seperti angin yang tidak dapat diduga kapan ia akan datang atau kapan ia ingin pergi. Bagai dihempaskan ke dalam samudera namun begitulah dunia, terkesan sangat kejam. Siapakah disini yang dapat disalahkan? Apakah aku pantas menyalahkan sang waktu?
                Aku hanyalah seorang gadis seperti pada umumnya. Tidak ada yang spesial. Semuanya mengalir begitu saja tanpa ada kepastian. Aku merasa semakin terombang-ambing dengan perasaan yang kubuat sendiri. Tak mengerti kenapa disaat diri ini ingin membuang semua tentangnya perasaan itu semakin tidak bisa dikendalikan. Sebagai remaja yang sedang mencari jati diri aku terus mencoba jalani kehidupan seperti sebelum aku mengenal sosok itu.
                Beruntungnya diriku di kelilingi orang-orang yang selalu membuatku tenang dan nyaman. Mereka yang dapat membuatku tenang bahkan perlahan melupakan sosok yang selama ini hilang. Tak disangka matahari mulai menunjukan sinar dan senyumnya, akupun dapat membuang sedikit demi sedikit memori tentang sosok itu. Aku senang bahkan sekarang aku dapat menjadi sandaran bagi sahabat-sahabatku yang sedang terluka. Aku senang ketika mereka mempercayakanku dalam keluh kesah mereka. Aku senang ketika aku sadar bahwa kini aku tidak lagi terpuruk dalam pusaran hitam masa lalu yang selama ini membuat ku seperti kehilangan arah.
                Ya, memang tidak semudah itu membuang begitu saja kenangan manis itu. Aku pun tak mengerti mengapa perasaan ini semakin dalam dan semakin tak bisa dikendalikan. “Cinta Anak Remaja” mungkin ini tepat menggambarkan perasaanku kepadanya. Kini aku mencoba melihat realita yang ada bahwa tidak semua yang kita inginkan itu baik dan pasti akan kita dapatkan. Ya, begitu dengannya. Aku bukanlah orang yang pandai merangkai kata-kata indah namun satu yang pasti, aku merindukannyaJ